Pengendalian Hama Penyakit pada Cabe Merah dan Cabe Rawit

Tanaman cabe sekarang merupakan tanaman unggulan bagi para petani. Karena tak jarang harga jualnya yang melambung tinggi. Permintaan akan cabe di indonesia cukup tinggi baik digunakan sebagai bahan dapur rumah tangga, sebagai bumbu masakan di warung atau restoran, juga sebagai bahan baku pembuatan saus untuk skala industri. 

Tak jarang pula petani merugi akibat faktor cuaca, patahnya harga jual, serta hama dan penyakit pada tanaman cabe. Hama dan penyakit tanaman cabe merah dengan hama dan penyakit tanaman cabe rawit tergolong sama karena cabe merah dan dan cabe rawit berasal dari genus yang sama yaitu Capsicum. Yang membedakan keduanya hanyalah varietas yang rentan terhadap hama dan penyakit, serta tahan terhadap cuaca yang ekstrim. Oleh sebab itulah hal yang paling penting sebelum menanam cabe merah maupun menanam cabe rawit, kita harus menentukan varietas apa yang akan kita gunakan sebelum melakukan cara persemaian cabe.


Pengendalian Hama pada Cabe Merah dan Cabe Rawit


Sebelum tanaman cabe kesayangan yang telah ditanam terserang hama dan penyakit, ada baiknya kita harus mengetahui bebeberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe serta cara penaggulangannya. Hal ini bertujuan supaya kita siap menghadapi beberapa resiko gagal panen. 

Hama dan Penyakit Tanaman Cabe dan Penggulangannya 


Untuk penaggulangan hama dan penyakit kita bisa dengan mudah mendapatkan obat untuk hama atau penyakit ditoko pertanian. Ada obat yang organik ada juga berupa pestisida dengan kandungan kimia atau anda bisa juga melakukan penaggulangan secara manual atu tanpa obat obatan pestisida, fungisida, bakterisida, maupun insectisida. Misalnya tanaman terserang penyakit cabe busuk buah, selain menggunakan fungisida untuk membasmi cendawan atau jamur yang menyebabkan buah busuk maka anda juga harus mengumpulkan semua buah yang busuk untuk dimusnahkan. Hal ini bertujuan agar penyakit cabe busuk buah tidak menjalar ke buah cabe yang lain akibat spora yang dihasilkan cendawan. 

Berikut ini beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe serta saya lengkapkan dengan cara penaggulanganya. 

Jenis Hama Pada tanaman cabe dan cara penaggulangannya


Hama merupakan binatang pengganggu yang dapat merusak tanaman baik akar batang buah dan daun. Pada tanaman cabe sendiri ada beberapa macam hama yang membuat pertumbuhan tanaman cabe terganggu bahkan bisa mengakibatkan matinya tanaman cabe. Nah dibawah ini adalah jenis hama penggangu tanaman cabe dan cara pengendaliannya.

1. Ulat Grayak (Spodoptera litura)


Ulat berarti jenis hama yang akan menjadi kupu-kupu yang umumnya meletakkan telur secara berkelompok pada bagian atas daun atau tanaman. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini ialah memiliki bintik-bintik segitiga berwarna hitam juga bergaris-garis kekuningan dalam sisinya. Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang membentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 - 61 hari. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup berkelompok juga kemudian menyebar. Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak. Ulat ini memangsa segala jenis tumbuhan (polifag), termasuk menyerang tumbuhan cabe. Agresi ulat grayak terjadi di malam hari, alasannya kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Dalam siang hari bersembunyi di daerah yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di isu terkini kemarau melalui cara memakan daun mulai dari bagian tepi sampai bagian atas maupun bawah daun cabe. Agresi hama ini mengakibatkandaun-daun berlubang secara tidak beraturan, sehingga menghambat proses fotosintesis juga akibatnya produksi buah cabe menurun.

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan melalui cara mekanis, ialah menghimpun telur juga ulat-ulatnya juga pribadi dibunuh. Secara kultur teknis, ialah menjaga kebersihan kebun dari gulma juga sisa-sisa tumbuhan yang menjadi daerah persembunyian hama, juga melakukan rotasi tanaman. 

Pengendalian Hayati (biologis) kimiawi, ialah disemprot melalui obat serangga berbahan aktif bacilus thuringiensis. Sex pheromone, ialah jebakan ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone berarti aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) dalam serangga jantan dewasa bagi menghampiri juga melakukan perkawinan sehingga membuahkan keturunan. Sex pheromone dari taiwan yang di indonesia diberi nama "ugratas" atau ulat grayak berantas tuntas berwarna "merah" sangat efektif bagi dijadikan jebakan kupu-kupu dewasa ulat grayak. Cara pemasangan ugratas merah ini ialah dimasukkan ke dalan botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil bagi daerah masuknya kupu-kupu jantan. Bagi 1 hektar kebun cabe cukup dipasang 5-10 buah ugratas merah, melalui cara digantungkan sedikit bertambahtinggi pada bagian atas tumbuhan cabe. 

2. Thrips (thrips sp.)


Gejala agresi yang ditimbulkan oleh thrips ialah awalnya muncul noda-noda keperakan dalam daun-daun muda, yang akan terjadi adanya luka bekas agresi thrips. Noda-noda keperakan itu bermetamorfosis coklat. Agresi berat dapat mengakibatkan daun-daun mengeriting ke atas. Serangga ini mempunyai tipe verbal pemarut juga pengisap. Ia memarut jaringan daun atau bunga juga mengisap cairan yang keluar dari bagian itu. Agresi dalam bunga sudah mekar akan muncul bercak cokelat. Sedangkan dalam bunga masih kuncup, thrips mengakibatkan bunga gagal mekar. Thrips memiliki ciri-ciri yaitu serangga dewasa berukuran kecil, panjang 0,8 mm – 0,9 mm, berwarna kuning kecoklatan kehitam-hitaman. Hama ini berkembang biak secara tak kawin (partenogenesis). Telur berbentuk oval, diletakkan di dalam jaringan daun. Nimfa berwarna putih juga sangat aktif, diikuti melalui periode pre pupa juga kemudian pupa. Pupa membentuk dalam tanah, kemudian menjadi serangga dewasa. Daur hidup berkisar antara 7 – 12 hari di dataran rendah, juga berkembang pesat populasinya dalam isu terkini kering (kemarau). Spesies thrips yang acapkali ditemukan ialah t. Tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis tumbuhan (polifag).

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan melalui cara kultur teknis, ialah melalui pergiliran tumbuhan atau mengatur rotasi tumbuhan yang bukan sefamili, juga mengatur waktu tanam yang tepat, memakai mulsa plastik hitam perak dalam lahan tanam. Pengendalian secara kimiawi, ialah melalui disemprot obat serangga bferbahan aktif asetat, dimetoat, endosulfat, formothion, karbaril, merkaptodimetur, juga metomil. Dosis juga waktu pemberian yang sempurna dapat menekan populasi thrips. Beberapa bahan insektida yang biasa digunakan oleh para petani antara lain adalah; deltamethrin 25 ec 0,1-0,7 cc/lt, triazophos 40 ec 0,5-2,0 cc/lt, endosulfan 25 ec 0,5-2,0 cc/lt, atau juga decis 2,5 ec (0,04%), hostathion 20 ec (0,2%) maupun mesurol 50 wp (0,1-0,2%), pegasus 500 sc atau perfekthion 400 ec, dalam waktu sore hari.

3. Lalat buah (dacus ferrugineus)


Hama ini mengakibatkanbuah cabe mengalami kebusukan. Buah cabe yang diserang lalat buah akan menjadi bercak-bercak bulat, berlubang kecil juga kemudian membusuk. Buah cabe yang terserang akan dihuni larva yang mengakibatkansemua bagian buah cabe rusak, busuk, juga berguguran (rontok). Serangga dewasa panjangnya kurang bertambah0.5 cm, berwarna coklat-tua, juga meletakkan telurnya di dalam buah cabe. Telur itu akan menetas, kemudian merusak buah cabe. Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, juga pembentukan stadium pupa terjadi pada bagian atas permukaan tanah. ( di spin aja)

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan melalui cara kultur teknik, ialah melalui pergiliran tumbuhan yang bukan tumbuhan inang lalat buah. secara mekanis ialah melalui memusnahkan buah cabe yang terserang lalat buah, secara kimiawi ialah melalui pemasangan jebakan beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina. Atau, disemprot pribadi melalui obat serangga mirip buldok, lannate ataupun tamaron. 

4. Kutu daun (myzus persicae sulz.)


Kutu daun atau acapkali disebut juga aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis tumbuhan (polifag), bertambahdari 100 jenis tumbuhan inang, termasuk tumbuhan cabe. Kutu daun berkembang biak melalui 2 cara, ialah melalui perkawinan biasa juga tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar antara 7 - 10 hari. Hama ini menyerang tumbuhan cabe melalui cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tumbuhan lainnya. Agresi berat mengakibatkandaun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) juga akhirnya rontok sehingga produksi cabe menurun.

Kehadiran kutu daun di kebun cabe, tidak hanya menjadi hama akan tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) banyak sekali penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Agresi kutu daun menghebat dalam isu terkini kemarau. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan melalui cara kultur teknik, ialah menanam tumbuhan jebakan (trap crop) di sekeliling kebun cabe, misalnya jagung. Kimiawi, ialah melalui semprotan obat serangga yang efektif juga selektif mirip deltamethrin 25 ec dalam konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter, decis 2,5 ec 0,04%, hostathion 40ec 0,1% atau orthene 75 sp 0,1%. 

5. Tungau (tarsonemus translucens)


Tungau berukuran sangat kecil, akan tetapi bersifat pemangsa segala jenis tumbuhan (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, juga aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tumbuhan cabe melalui cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Yang akan terjadi serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Agresi yang berat, terutama di isu terkini kemarau, akan mengakibatkancabe tumbuh tidak normal juga daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan melalui cara disemprot obat serangga akarisasi mirip omite ec (0,2%) atau mitac 200 ec (0,2%).

Penyakit tanaman cabe dan penanggulangannya


Penyakit tanaman naman cabe sangatlah banyak. beberapa penyakit disebabkan karena terkontaminasinya cabe dengan patogen yang dibawa oleh hama atau bisa juga karena terinfeksi jamur, bakteri, serta virus myang menyerang tanaman cabe . umumnya tanaman yang terserang penyakit bisa dikendalikan dengat obat-obatan seperti fungisda. berikut beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman cabe

1. Patek


Penyakit patek atau antraks seringkali dijumpai tumbuhan cabe. Penyakit patek cukup berbahaya lalu cepat menjalar, sehingga bisa menurunkan produktifitas yang signifikan. Penyakit patek disebabkan oleh cendawan colletotricum capsici lalu colletotricum piperatum, bercak daun (cercospora capsici). Gejala agresi antraks atau patek ialah bercak‐bercak dalam buah, buah kehitaman lalu busuk kering dalam buah, lalu akhirnya rontok. Penyakit busuk buah kering yang disebabkan cendawan untuk mengatasinya dapat memakai fungisida mirip antracol lalu dilakukan sesuai melalui dosis sesuai petunjuk penggunaan dalam produk.

2. Keriting daun


Penyakit kuning keriting sangat sulit diberantas, apalagi dihilangkan hingga 0%. Upaya yang dilakukan hanya sebatas pengendalian risiko, untuk mencapai ambang toleransi penyakit agar tidak merugikan atau memperkecil kerugian produksi cabe.gejala penyakit tumbuhan cabe kebanyakan berwarna mosaik kuning atau hijau belia mencolok. Kadang-kadang pucuk menumpuk keriting diikuti melalui bentuk helaian daun menyempit atau cekung, tumbuhan tumbuh tidak normal menjadi bertambahkerdil dibandingkan melalui tumbuhan sehat. Kedua gejala penyakit di atas, kuning lalu hijau keriting sering pula ditemukan secara bersamaan dalam satu varietas dalam lahan yang sama. Di lapang gejala ditemukan dalam banyak sekali stadium dari mulai gejala awal mirip urat daun kekuningan dalam pucuk hingga seluruh daun bergejala kuning. Penyakit ini diketahui dalam tak banyak varietas cabe cukup merugikan, hasil panen berkurang hingga terjadi puso, terutama dalam tumbuhan yang terinfeksi semenjak masa tumbuhan masih sangat muda. Dalam tumbuhan cabe rawit yang terserang hingga 100% masih bisa menghasilkan buah walaupun sedikit, sedangkan dalam cabe besar yang terserang penyakit ini menhasilkan buah yang sangat sedikit.

Bercak daun ialah bercak‐bercak kecil yang akan melebar. Pinggir bercak berwama bertambahtua dari bagian tengahnya. Sentra bercak ini sering robek atau berlubang. Daun berubah kekuningan lalu gugur. Agresi keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting lalu mengerutnya daun, tetapi keadaan tumbuhan tetap sehat lalu segar. Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah melalui penyemprotan fungisida dithane m 45, antracol, cupravit, difolatan. Kalau tumbuhan diserang penyakit keriting daun maka tumbuhan dicabut lalu dibakar, alasannya ialah pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit.

Inti pengendalian penyakit kuning keriting dalam tumbuhan cabe ialah upaya terpadu untuk menghalangi terjadinya infeksi terutama dalam waktu tumbuhan masih muda. Pengendalikan penyakit kuning keriting ialah sebagai berikut mengisolasi persemaian melalui kerodong yang kedap kutu kebul (+ 50 ), memakai mulsa plastik perak dalam pertanaman di areal tanam, memantau tumbuhan belia hingga umur 30-35 hari, segera memusnahkan tumbuhan cabe yang terserang awal penyakit kuning keriting, tumbuhan yang dicabut segera disulam melalui semaian yang sehat, memakai obat serangga selektif mirip imidaklorpid atau obat serangga sejenis agar musuh alami predator tidak ikut termusnahkan, menyiangi gulma, pemeliharaan kebun melalui baik sesuai anjuran lalu selalu memantau perkembangan juga mengendalian penyakit lalu hama perlu lainnya, gunakan varietas yang tahan terhadap keriting daun, lalu lain-lain. Layu bakteri (pseudomonas solana-cearum e.f. Smith)

Tanaman yang terserang layu bakteri akan menunjukan gejala layu dalam batang lalu daun tanaman, mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning lalu akhirnya mengering juga rontok lalu akhirnya mati. Penyakit layu bakteri dapat menyerang tumbuhan cabe dalam semua tingkatan umur, tetapi paling peka ialah tumbuhan belia atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.

Bakteri layu pada umumnya menghebat dalam tumbuhan cabe di dataran rendah. Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu perlakuan benih atau bibit sebelum tanam melalui cara direndam dalam bakterisida agrimycin atau agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit. Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang. Pencabutan tumbuhan yang sakit agar tidak menular ke tumbuhan yang sehat. Penggunaan bakterisida agrimycin atau agrept melalui cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tumbuhan cabe tersebut yang diperkirakan terserang bakteri p. Solanacearum. Selain tersebut juga dapat dilakukan melalui melakukan pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya melalui pengapuran tanah ataupun pergiliran tumbuhan yang bukan famili solanaceae.

3. Layu fusarium (fusarium oxysporum sulz.)


Gejala agresi yang dapat diamati ialah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti melalui merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga hasil bertambahlanjut seluruh tumbuhan layu lalu mati. Gejala kelayuan tumbuhan sering sulit dibedakan melalui agresi bakteri layu (p. Solanacearum). Layu fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Pada umumnya penyakit ini tampak dalam tanah-tanah yang ber-ph rendah (masam). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan melalui cara memotong pangkal batang tumbuhan yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Kalau dari pangkal batang keluar cairan putih lalu terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal tersebut membuktikan adanya agresi fusarium.

Pengendalian penyakit layu fusarium dapat dilakukan melalui banyak sekali cara, yaitu perlakuan benih atau bibit melalui cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya benlate ataupun derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit. Pengapuran tanah sebelum tanam melalui dolomit atau captan (calcit) sesuai melalui angka ph tanah agar mendekati netral. Pencabutan tumbuhan yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi untuk tumbuhan yang sehat. Pengaturan pembuangan air (drainase), melalui cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama dalam ekspresi dominan hujan. Penyiraman larutan fungisida sistemik mirip derosal, anvil, previcur n lalu topsin di sekitar batang tumbuhan cabe yang diduga sumber atau terkena cendawan. Bercak daun lalu buah (collectro-tichum capsici (syd). Butl. Et. Bisby). Bercak daun lalu buah cabe sering disebut juga penyakit antraknose atau "patek". Penyakit ini menjadi problem utama di ekspresi dominan hujan. Disebabkan oleh cendawan gloesporium piperatumdan colletotrichum capsici. Cendawan g. Piperatum umumnya menyerang buah belia lalu menimbulkan mati ujung.

4. Bercak daun (cercospora capsici heald et wolf)


Penyebab penyakit bercak daun ialah cendawan cercospora capsici. Gejala agresi penyakit ditandai melalui bercak-bercak bundar kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas melalui garis tengah + 0,5 cm. Di sentra bercak nampak berwarna pucat hingga putih lalu dalam bagian tepinya berwarna bertambahtua. Agresi yang berat (parah) dapat menimbulkan daun menguning lalu gugur, ataupun eksklusif berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan melalui cara menjaga kebersihan kebun, lalu disemprot fungisida mirip topsin, velimek, lalu benlate secara berselang-seling.

5. Bercak alternaria (alternaria solani ell & marf)


Penyebab penyakit bercak alternaria ialah cendawan. Gejala agresi penyakit ini ialah ditandai melalui timbulnya bercak-bercak coklat-tua hingga kehitaman melalui lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar lalu bergabung menjadi satu. Agresi penyakit bercak alternaria berawal dari daun yang paling bawah, lalu kadang-kadang juga menyerang dalam bagian batang. Pengendalian penyakit bercak alternaria antara lain melalui cara menjaga kebersihan kebun, lalu disemprot fungisida mirip cupravit, dithane m-45 lalu score, secara berselang-seling.

6. Busuk daun lalu buah (phytophthora spp)


Penyakit busuk daun dapat pula menimbulkan busuk buah cabe. Gejala agresi tampak dalam daun adalah bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tumbuhan cabe juga dapat terserang penyakit ini, ditandai melalui gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah cabe yang terserang memperlihatkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas, lalu akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya alasannya ialah membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan melalui cara pengaturan jarak tanam yang baik, adalah di ekspresi dominan hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpul buah cabe yang busuk untuk dimusnahkan, lalu disemprot fungisida mirip sandovan mz, kocide atau polyram secara berselang-seling. Virus

Penyakit virus dalam tumbuhan cabe di pulau jawa lalu lampung ditemukan adanya cucumber mosaic virus (cmv), potato virus y (pvy), tobacco etch virus(tev), tobacco mosaic virus (tmv), tobacco rattle virus (trv), lalu juga tomato ringspot virus (trsv). Gejala penyakit virus yang umum ditemukan ialah daun mengecil, keriting, lalu mosaik yang diduga oleh tmv, cmv lalu tev. Penyebaran virus pada umumnya dibantu oleh serangga penular (vektor) mirip kutu daun lalu thrips. Tumbuhan cabe yang terserang virus sering bisa bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.

Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan melalui cara pemberantasan serangga vektor (penular) mirip aphids lalu thrips melalui semprotan obat serangga yang efektif. Tumbuhan cabe yang memperlihatkan gejala sakit lalu mencurigakan terserang virus dicabut lalu dimusnahkan. Melakukan pergiliran (rotasi) tumbuhan melalui tumbuhan yang bukan famili solanaceae.

Penyakit fisiologis


Merupakan keadaan suatu tumbuhan menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Tak banyak contoh penyakit fisiologis dalam tumbuhan cabe yang paling sering ditemukan ialah kekurangan unsur hara kalsium (ca), lalu terbakarnya buah cabe hasil sengatan sinar matahari. Tumbuhan cabe yang kekurangan unsur ca akan memperlihatkan gejala dalam buahnya memiliki bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di daerah bercak menjadi rusak hingga ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabe menjadi pipih lalu berubah warna bertambahawal (sebelum waktunya). Pada umumnya kekurangan ca dalam stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan ca dapat dilakukan melalui cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, lalu pengairan kebun secara merata. Kalau tumbuhan cabe sedang masa berbuah tetapi menunjukan gejala kekurangan ca, maka dapat disemprot melalui pupuk daun yang banyak mengandung unsur ca.

Pengendalian Hama Lalu Penyakit Tumbuhan Cabe Secara Organik 


Teknik pengendalian hama lalu penyakit melalui memakai pestisida umum digunakan oleh para petani. Penggunaan pestisida sangat efektif untuk membasmi hama lalu penyakit tumbuhan cabe. Pestisida berarti bahan kimia yang dapat membunuh hama lalu penyakit tumbuhan cabe, akan tetapi disisi lain bahan kimia tersebut juga dapat mencemari buah cabe sebagai produk pangan. Pestisida berarti racun yang berbahaya untuk manusia, hewan peliharaan, lalu lingkungan kalau salah dalam penggunaannya. Penggunaan bahan-bahan berbahaya yang tidak diorientasikan sebagai pestisida hendaklah tidak dilakukan mirip formalin lalu lain-lain. Penggunaan pestisida harus sesuai dosis yang dianjurkan, sempurna waktu, sempurna cara, sempurna sasaran lalu sempurna guna.

Penggunaan pestisida secara kimia harus ditekan sedikit mungkin. Penggunaan pestisida kimia selain tidak baik untuk kesehatan konsumen, juga makin lama hama lalu penyakit menjadi resisten. Oleh alasannya ialah itu, pertanian organic perlu untuk digalakan. Kita dapat memakai agen mikrobia bahan bahan alami yang aman untuk mengendalikan hama lalu penyakit. 

Popular Posts